Dieng Culture Festival 2016

11:46 AM

Hai, this is my first time blogging. I need the guidance and comment from all of you who reads my travel journey, or even others.
Sebenernya udah pernah punya Tumblr yang isinya ngaco dan nggak ada contentnya. Kalo kalian mau baca boleh haha. Isinya cuman iseng-iseng dan beberapa quotes yang aku repost dari tumblr juga. Tapi lama kelamaan dibaca kok ngebosenin dan terkesan tidak fokus. Maka dari itu, aku mencoba bikin blog yang contentnya jelas dan semoga berguna yaa teman-teman :)

Yaaaapp, selamat datang di Dieng Plateu, Wonosobo, Jawa Tengah.


Karna udah jadi karyawati di salah satu perusahaan di Solo, jalan-jalan nggak bisa sebebas dulu. Libur juga cuman Minggu. Maka dari itu, aku nyari spot-spot menarik yang bisa jadi tempatku merefresh otak setelah 6 hari kerja. Daaan, terpilihlah Dieng Plateu sebagai tempat  untuk liburan weekend tanggal 5-7 Agustus lalu.

Kebetulan, di Dieng sedang ada acara Dieng Culture Festival 2016. Kalian bisa klik disini untuk liat jadwal Dieng Culture Festival 2016 lalu. Karena aku berangkat tanggal 6 Agustus, aku nggak kebagian acara apapun disana kecuali prosesi pemotongan rambut anak gimbal. Mungkin sebagian dari kalian pengen liat foto gimana keadaan disana, tapi karena pas ke Dieng aku nggak ada rencana untuk aku masukin di blog, maka nggak ada foto keadaan disana pas pemotongan rambut gimbal. Kalo foto narsis ada :|

Jadi, pemotongan anak rambut gimbal itu dilakukan di candi Arjuna. Ada beberapa anak yang berambut gimbal yang harus dipotong beberapa bagian gimbalnya, supaya balik ke rambut aslinya.
Emmm..mungkin sebagian dari kalian bingung maksudku kaya gimana.
Jadi gini..
Anak-anak di kawasan Wonosobo khususnya Dieng, memiliki rambut gimbal. Rambut gimbal ini ada karena keturunan dari orang tuanya. Pas lahir, mereka rambutnya normal-normal aja. Ada yang keriting, ada yang lurus, tapi setelah berumur beberapa bulan, mereka akan sakit dalam jangka waktu lama (biasanya 3 bulan). Sakit ini, bisa flu, demam, atau apapun yang tidak bisa dideteksi oleh dokter dan medis. Nah, inilah tanda-tanda rambut gimbal anak-anak ini akan muncul.

Rambut gimbal ini akan tumbuh terus sampai mereka meninggal nantinya. Tapi, bisa juga hilang. Cara menghilangkan rambut gimbal anak-anak tersebut adalah dengan cara menanyakan maunya mereka apa. Kemudian, permintaan mereka diajukan ke pemerintah 
Misalnya gini:

"Gimbalnya mau apa?"
"Mau boneka dan kucing"

Nah rambut gimbal tersebut bakalan ilang kalo misal anak gimbal itu dikasih boneka dan kucing. Kalo misal orang tuanya yang minta ke pemerintah untuk ngasih sesuatu ke anaknya, setelah dipotong, rambut gimbalnya akan tumbuh terus dan nggak akan hilang sampai anak tersebut mendapatkan apa yang dia pengen. Gitu.

Dia acara ini juga nggak cuman pemotongan anak gimbal. Hari sebelumnya (6 Agustus) malam juga ada acara Jazz Atas Awan. Tapi sayangnya, lagi-lagi aku nggak bisa ikut karena stuck di perjalanan menuju Dieng.


Dieng Plateu adalah salah satu tempat di Jawa Tengah dengan udara yang lumayan sejuk cenderung dingin. Disini suhu bisa sampai -10. Bahkan kata teman-teman yang sudah pernah kesini, bisa sampai -15. Jadi buat kalian yang nggak tahan dingin, silahkan bawa jaket lebih dari satu, sarung tangan, dan kaus kaki jangan lupa. Terutama untuk kalian yang berencana kesini dan mau nge camp disini, silahkan membawa peralatan yang lebih untuk menghangatkan badan. Suhu di Dieng ini lebih dingin ketika pagi hari sekitar pukul 04.00 sampai 06.00. Seriously, I got the similar weather when I was in Kalimati, Semeru.

Kalau kalian punya waktu, pagi-pagi pukul 04.00 WIB, kalian bisa ke puncak sikunir untuk ngeliat sunrise terbaik se Asia Tenggara. Tapi, karena kami sampai di camp jam 04.00, maka kami kehilangan moment sunrise disana :(

Setelah itu, kalian bisa mengunjungi telaga warna. Gambarnya kayak dibawah ini.



Masih banyak spot lain di Dieng Plateu yang bisa kalian kunjungi. Kayak bukit sikunir, baru ratapan angin, dan lain-lain. Sempatkan waktu setidaknya 2 hari 1 malam untuk menyambangi semua destinasi di Dieng.

For additional opinion, sebenernya Dieng itu wisata alamnya bagus banget. Termasuk bagus banget sih menurtuku. Tapi, Dieng juga salah satu tempat terkotor yang pernah aku datangi. Mungkin karena acara juga ya. Tapi ya Tuhan yang tahu sebenernya kenapa bisa sekotor itu. Apa karena acara atau karena apa entahlah.

Have a good journey!
Dan jangan buang sampah sembarangan.



How to get there:

Darimanapun kalian berasal, ambillah jalur ke Wonosobo, Jawa Tengah. Dari Wonosobo, kalian bisa ambil jalur ke Dieng. Di jalan-jalan Wonosobo sudah banyak directions untuk ke Dieng Plateu kok, jadi aman. Tapi karena susah jelasin dari Solo ke Wonosobo, ini aku kasih petanya.





Note:

Jalan menuju Wonosobo pas ada acara Dieng Culture Festival pasti ramenya kebangetan. Jadi, kalo tetep mau ke acara tersebut, pastikan H-1 udah sampai di Dieng. Misalnya tanggal 20 Augustus acara dimulai, pastikan kalian udah sampai di penginapan atau ngecamp tanggal 19 pagi. Kalau misal kalian dateng pas tanggal 20 Agustus atau lebih, kalian bisa stuck dijalan menuju Dieng. Nggak main-main macet dan stucknya. Bisa lebih dari 3-4 jam. Kayak yang aku alamin kemarin.


Budget:

  • Bensin mobil dari Solo ke Dieng (around) Rp 200.000 pp
  • Ojek untuk mengantarkan ke pelataran candi Arjuna Rp 50.000/person. Ojek-ojek ini biasanya ada kalo pas macet aja. Mereka mendadak alih profesi jadi tukang ojek. Kalo pas nggak rame atau nggak ada acara di Dieng ya nggak usah pake ojek. Bisa kok pake kendaraan pribadi.
  • Makan malam di daerah Candi Arjuna Rp 15.000/person (mie goreng pake sayur pake telur, milo anget, gorengan)
  • Makan pagi Rp 8.000/person (teh anget, gorengan, arummanis)



You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook