Incredible ALOR, NTT (Part 6) - Desa Ternate di Alor?

6:17 PM

udahlah ya nggak usah pake "been awhilee" atau "akhirnyaaa, setelah sekian lama nggak nulis" soalnya emang lama nggak nulis wkakakka.

oke.

anyway, kita sekarang mau ngebahas desa Ternate di Alor. Garing ya openingnya?
Yaudahlah ya, bingung :(

Ya intinyaaaa... ada lhoooo gaeess desa yang namanya Ternate di Alor. Ini bukan tetangga, saudara, apalagi pacarnya Tidore. Bukan. Kaya gini nih.

Desa Ternate, Alor
Gerbang kemenangan. Cie gitu

Memang di Indonesia ada juga Ternate yang terkenal, yaitu di Maluku. Tepatnya Maluku utara yang biasa kamu liat di uang seribuan yang lama itu lho. Hayoooo tau nggak?? Garing. Oke. Oke.

Jadi, desa Ternate di Alor ini adalah salah satu desa yang ada di salah satu gugusan pulau di Alor. Cie keren gitu ya gugusan pulau. Tapi eman iya woy, kalo kita mau ke Ternate, kita mesti nyebrang pake kapal kecil gitu sekitar 15-30 menit. Bisanya orang nyebut 'kapal sayur'. Kaya dibawah ini contohnya

Kapal Ternate
how happy it was

Perjalanan pulang dari Ternate
uuuu blereeeng
Yang diatas itu adalah ekspresi kita didepan camera. Bagaimana kondisi kapal dan ekspresi kita sesungguhnya? Mari kita simak foto-foto dibawah ini saudara-saudara.
Indun yang on cam aja begono. Saya cuman keliatan punggung ketutup jaket.
Ini karena Indun doang yang oncam. Lainnya kaya oncom.

Waduh ini truly blereeeng gaes

Desa Ternate ini super unik banget. Disini tidak ada sumber air bersih. Secara pulau ini ada ditengah-tengah laut dan berukuran kecil. Masyarakat Desa Ternate mesti ambil air dari kota untuk dibawa ke desa. Kasian :(

Sesampainya di desa Ternate, ya pastilah foto-foto ya. Kami foto-foto di gerbang masuk desa Ternate. Lokasinya nggak jauh dari pelabuhan. Yaiyalah orang pulaunya cuman kecil.
Gerbang Desa Ternate
Our happy face. Masa?

Nah, keluar ekspresi benerannya

Lah, tambah pecicilan gini?
Jalanan di desa Ternate ini kaya jalan setapak gitu kaya yang bisa kalian lihat di gambar diatas. Agak melelahkan soalnya jalanannya naik turun. Cuman karena desanya nggak besar alias kecil. Kalian ngelilingin desa paling juga ngos-ngosan biasa karena jalanan turun naik. Alias menanjak dan menukik. Kira-kira seperti ituh. Masyarakat disini juga sangat super ramah sama pengunjung kok. Mereka bahkan antusias kalo ada turis atau pengunjung yang dateng ke desa Ternate. Pas kami kesini, cuman ada wisatawan kelompok kami doang. Karena jarang ada orang kesini. Padahal, kalo aku bisa bilang, desa ini unik banget. Bener-bener desa yang jauh dari modern dengan masyarakat yang super welcome. Buat kalian yang kebetulan ke Alor, kalian wajib kesini untuk tau orang-orang Alor yang baik dan tinggal di pedesaan dengan attitude yang amazing!

Sesampainya kami dirumah orang tua angkat Siva, yang namanya papa mama Tobi, kami langsung disuguhi makanan yang super enak. Apa itu? IKAAAANNN... yey! Uniknya, ikan disini masaknya cuman dibakar dikasih garam sama kecap aja tapi nggak amis. Sukak.
Group nge-ludes-in makanan.lol.

Akhirnya keturutan juga makan nasi jagung pake Ikan yang baru ditangkap papa Tobi.

Disini masyarakatnya masih makan nasi jagung. Tapu uniknya, rasanya sama aja kaya nasi biasa hahaha cuman ada agak krikil-krikil empuknya gitu. Ikannya juga nggak amis sama sekali. Empuk dan gurih juga coy. Ada teh hangat juga udah dibuatin buat kami setelah makan nasi jagung plus ikan. Super menyenangkan sekaliiiiiiiiiii.....

Setelah sudah selsai makan, kami ngobrol-ngobrol sama papa mama panjang lebar. Salah satu ceritanya, papa Tobi pernah naik kapal di Alor untuk mancing. Memang disini kebanyakan profesinya adalah seorang nelayan. Pas papa Tobi naik kapal untuk mancing, suatu hari kapalnya nggak sengaja ngelewatin 'mulut kumbang'. Kalo kalian belum tau mulut kumbang, mulut kumbang itu adalah pusaran arus yang ada di lautan atau selat dan semacamnya. Kata papa Tobi, mulut kumbang memang banyak ditemukan di Alor. Nggak sengaja pas searching tentang mulut kumbang dan korbannya, kalian bisa klik disini untuk tau salah satu kasusnya. Disitu dikutip:

"Beberapa warga Alor mengatakan, korban tenggelam di perairan mulut kumbang, maka akan terbawa arus pusaran yang keras, sehingga apabila korban meninggal akan ditemukan di laut Flores, laut lepas perbatasan dengan Timor Leste dan sekitar perairan Pulau Pantar."

Ngeri bet choooyy!!
Kalo apa yang dialamin pak Tobi, kurang lebih memang sama, Alhamdulillahnya papa Tobi masih selamat dari 'kecelakaan' tersebut. Kata papa Tobi, beliau jatuh ke dasar kemudian terpental keatas. Namun, beliau bisa selamat. Kata beliau juga, kapal feri yang besar pun, jika melewati mulut kumbang, akan bernasib sama. Jadi ngebayangin, kebawa arus pas di Bali aja rasanya udah kaya mau mati, gimana beliau. Coy, jangan maenan sama alam deh. Ngeri ngeri sedep emang.

Sudah puas tapi sebenernya sih belom ngobrol sama papa Tobi, kami ditawari beberapa kain buatan masyarakat terutama ibu-ibu yang membuat kain tenun. Kaya jenis kain Ikat gitu. Serunya, kami diajak liat proses pembuatannya juga. Nyoba buat nya nggak lupaaa dong wkwk.
Menenun ala-ala
Disini, ibu-ibu nya kebanyakan mengisi waktu dengan menenun. Hasil dari karya mereka dijual di kota maupun dijual ke wisatawan yang datang ke desa Ternate. Herannya, harganya tergolong murah. Bahkan dengan bahan yang dibuat dari mesin yang dijual diluar Alor, malah murahan yg handmade buatan ibu-ibu ini. Harusnya sih pemerintah take a look sih ke mereka. Dengan hasil yang rapi banget apalagi handmade dengan proses yang masih tradisional, ini bisa dijadikan karya Indonesia yang harus dipromosikan keseluruh Indonesia, kalau bisa ke luar negri. Potensial banget ini sih.

Udah keliling-keliling, kami balik deh ke kota lagi, soalnya besok paginya mau meninggalkan Alor hiks. Kami mau melanjutkan mengembara ke Kupang hahahhaa. Bye desa Ternate.

Di perjalanan pulang naik kapal, pemandangan yang menyambut kami kok jadi formal gini? ok bagus pol. Cuman karena resolusi kamera yang kurang memadai, jadinya gambar nggak sebagus aslinya huhu. Cedih.
Kalian bisa liat nggak itu tembus pandang bawah lautnya woooyy :( kangen kesana jadinya :(

Ini tengah siang tapi sejuk banget dan airnya bening parah sih. Cuman nggak kelihatan di kamera.
Perjalanan balik menyenagkan sekali, hawanya juga nggak panas dan pemandangannya super yoi banget. Nggak kerasa tau-tau udah nyampe lagi ke kota setelah keseruan di desa Ternate. Huft nggak tau kapan balik lagi ke desa ini :(
Desa Ternate
bye desa Ternate
Oh iya, mau ngucapin terimakasih buat Mei karena udah ngasih penampungan buat kami yang nggak modal buat nginep di penginapan wkakak. Jadi sebelum ke desa Ternate, kami sempat nginep dirumah salah satu temen SM3T juga namanya Mei dan siapa satunya lupa :( nih aku kasih gambar rumah yang ku tinggali sebelum ke Ternate.
rumah sewa Mei selama jadi guru SM3T. Sederhana tapi menyenangkan dan nyaman.

eh ada kakiku yang warna pink

Tinggal disini enak soalnya Mei kalo masak enak, jadinya betah. Emang dasarannya seneng makan apa aja sih anaknya wkaakka. Thank you, Mei!

Udah selesai dari Ternate, kami balik deh ke kota buat persiapan balik hiks. Nah, esok paginya, kami bersiap deh ke bandara. Tapi ternyata perjalanan ke bandara tuh pemandangannya ashoooooyyyyyyyyyy! Ada salah satu pantai yang paling terkenal di Alor. Pokoknya katanya kalo ke Alor tapi belum ke pantai ini, belum ke pantai namanya hahaha.
bening bangeeeettt.. Mau nangis rasanya
cinta-cintakuuuuuu

Foto-foto terakhir sebelum meninggalkan Alor. Iya iya, poni emang gitu.

Ngapain, Ca? Di belakang gitu? wkaka
Saatnya melanjutkan perjalanan ke bandara. Bener-bener deeply emotional ya Allah sedih banget keluar dari pulau ini. Nulis ini aja berasa sedih banget. Disini tuh semuanya baik-baik, ramah-ramah, menghargai banget satu sama lain. Mereka juga sangat menghargai perbedaan agama yang dianut masyarakat satu dan lainnya. Mereka menghargai guru juga. Beda sama yang aku liat di social media nowadays. Tapi yaa, semoga suatu saat hidup di kota bisa senyaman disini. Disisi keramah tamahannya.

Sampailah kami di bandara Mali, Alor. Buat yang pengen tau gimana bandaranya? Yuk kita liat. Ini dari luarnya aja ya. Soalnya nggak kepikiran buat ngefotoin dalemnya.

Berat tapi tak seberat beban hidupku. ok garing.

EB coooyyy. nggak tau ini mobil siapa juga yang penting kita mau foto didepan plat nya sebenernya.lol.
Let's go to another journey!! Formasi komplit komodo nih. Kangen nggak? Oiya dibelakang kami itu adalah bandaranya Alor. Nama bandaranya Mali.
Oke, ini adalah akhir dari blog Incredible Alor, NTT. Semoga kalian suka dan sampe ketemu di perjalanan selanjutnya. Hayooo siapa yang nungguin tulisan berikutnya? Komen dong dibawah hehe. Abis ini kami perjalanan ke Kupang. Nemenin Nia yang ngerayain Natal disana. Kebetulan perayaan nasional Natal ada di Kupang waktu itu (2015). So, let's GO!

Selamat jalan-jalan dan jangan buang sampah sembarangan ya :)

Xoxo,
Wamanda.

You Might Also Like

4 comments

Like us on Facebook